Allah itu Maha penyayang pada semua hamba-Nya. Tidak pernah sedikitpun murka melainkan itu semua karena tingkah laku kita sendiri yang selalu lalai dengan kebaikan. Kita sebagai manusia hanya senang melakukan banyak keburukan dan kemaksiatan yang hanya akan merugikan diri kita sendiri.

 Allah menghendaki surganya hanya diisi oleh orang-orang yang suka berbuat kebaikan. Tidak ingin dihuni oleh para pendosa yang gemar keburukan. Maka dari itulah kadang kita suka ditegur sama Allah supaya kembali ke jalan yang benar.

 Hal ini terdapat pula pada sebuah kisah nyata yang mungkin bisa memberikan gambaran bagi para wanita tentang azab di Tanah Suci. Mungkin saja, suatu perbuatan kerap dijalankan tanpa sadar sebenarnya mengandung dosa.





 Kisah ini terjadi kepada seorang wanita yang berusia sekitar pertengahan 30-an tahun. Pada saat itu saya mengurus satu rombongan haji. Sang wanita menjadi salah satu jamaah yang ikut rombongan.

 Perjalanan berjalan dengan lancar hingga kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bus. Turunlah mereka satu persatu sampai tiba pada giliran wanita tersebut. Tanpa sebab yang jelas tiba-tiba wanita itu jatuh tidak sadarkan diri, yang secara langsung setelah menginjak bumi Madinah.

 Suasana yang tadinya tenang seketika berubah menjadi cemas dan semua jemaah terlihat panik atas kejadian ini. "Badan dia panas dan menggigil. Jemaah ini tak sadarkan diri, cepat tolong saya, kita bawa dia ke rumah sakit," kata saya.

 Sampai di rumah sakit Madinah, wanita itu masih belum sadarkan diri. Berbagai usaha dilakukan oleh dokter untuk memulihkannya, namun semuanya gagal. Wanita tersebut dinyatakan koma.

 Disebabkan semua usaha untuk memulihkannya gagal akhirnya wanita itu dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan perawatan lanjut. Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil.

 Setelah lebih dari dua hari wanita tersebut koma. Akhirnya wanita itu membuka matanya. Dia memandang ke arah saya dan terus memeluk saya dengan erat sambil menangis terisak-isak.

 "Kenapa kamu menangis?"

 Ustazah, saya taubat! Saya menyesal, saya takkan berbuat lagi hal-hal yang tidak baik. Saya bertaubat, betul-betul bertaubat."

 "Kenapa kamu tiba-tiba ingin bertaubat?" tanya saya masih dalam keadaan bingung

Katanya, "Ustazah, saya ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Tapi saya salah. Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Saya tak pernah mengerjakan ibadah. Saya tidak sholat, tidak puasa, semua amalan ibadah saya dan suami tidak pernah saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman."

 Dengan suara tersekat-sekat, wanita itu menceritakan, "Ustazah, Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma, saya telah diazab dengan siksaan yang benar-benar pedih atas segala kesalahan yang telah saya buat selama ini."

 "Betulkah?" tanya saya terkejut. "Betul Ustazah. Selama koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada saya. Balasan azab Ustazah, bukan balasan surga."

 Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ini seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak bisa saya ceritakan dengan kata-kata.

 Saya berusaha menenangkan wanita ini yang terus meronta menangis sambil menggigil ketakutan. Setelah dia mulai sedikit tenang, saya suruh dia meyebut istighfar berulang-ulang dan saya mengatakan supaya dia bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan padanya untuk bertaubat. Maka mulailah bertekad dari sekarang untuk menjauhi semua keburukan dan kemaksiatan yang sering dilakukan.