Diterbitkan di opini Banjarmasin post
Buka Cakrawala Dunia Dengan Gemar Membaca
Sungguh menarik ketika kita membayangkan bisa menjelajah dunia. Yang ada dalam pikiran kita adalah menikmati perjalanan yang mengagumkan, menelusuri tempat-tempat yang kita anggap sangat istimewa.
Dunia sangat luas dengan beragam cerita di dalamnya. Kita sebagai orang yang menyaksikan semua kejadian di dunia ini, tentu sangat terkesan kalau kita juga bisa ikut andil dalam peristiwa tersebut.
Buku adalah jendela pengetahuan. Dengan membaca buku, kita seakan-akan dapat membuka cakrawala dunia. Menyerap banyak informasi. Dapat berkelana ke berbagai negara, bahkan ke dunia dongeng sekalipun. Pendeknya dengan membaca, wawasan pengetahuan kita akan makin luas. Dalam istilah lain, buku itu gudangnya ilmu. Namun, sayangnya tidak semua orang gemar membaca.
Yang membuat kita pandai adalah rajin membaca buku. Dari buku, kita akan mengetahui apa saja. Rajin membaca buku, akan membuat kita kreatif dan mudah mendapat kawan dan berkomunikasi dengan siapa pun. Karena, kita memiliki segudang ilmu dan mengathui semuanya.
Para ahli membaca mengatakan, bahwa membaca adalah sesuatu yang paling penting dari semua keterampilan belajar. Karena kenyataannya, sebagian besar dari semua pekerjaan sekolah memerlukan aktivitas membaca. Pemikiran kritis serta imajinasi mengalir saat membaca. Kemampuan menulis serta berbicara dengan baik adalah hasil dari jumlah serta kualitas membaca.
Begitu pentingnya kegiatan membaca sehingga kita seharusnya memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan membaca. Ketertarikan terhadap membaca bukanlah suatu hal yang dapat tumbuh seketika, tetapi merupakan proses yang membutuhkan waktu dan latihan yang kontinu. Oleh karena itu, minat baca seharusnya ditumbuhkan sejak masih kecil. Bahkan sebenarnya minat baca dapat dipupuk sejak anak di dalam kandungan. Banyak ibu yang ‘mengajak’ janinnya membaca dengan membacakan cerita apa saja.
Kini, banyak orangtua yang menyadari pentingnya menumbuhkan minat baca pada anak. Kegiatan itu biasanya dimulai pada fase usia prasekolah. Masa tersebut sangat penting dan serius, karena merupakan fase dasar dan pembinaan yang menjadi bekal untuk fase kehidupan anak berikutnya.
Orangtua harus memberi contoh dengan rajin membaca di depan anak-anaknya. Ada acara membaca keluarga, semua anggota keluarga berkumpul dan membaca buku kesukaan masing-masing. Anak sering diajak main ke toko buku dan membaca-baca buku kesukaan mereka.
Terakhir, sering-sering membacakan dongeng sehingga anak tertarik untuk belajar sendiri. Sebagai orangtua, kita mungkin mengajarkan kepada anak kita cara membaca namun belum tentu memberi contoh kepadanya untuk gemar membaca.
Gemar membaca bagi anak sangat penting, karena dari sudut pandang pendidikan dapat meningkatkan prestasi akademis anak. Pakar pendidikan Sharon Darling, presiden dan pendiri National Centre for Family Literacy menyatakan bahwa membudayakan kebiasaan membaca pada anak setiap hari adalah sangat penting untuk kesuksesan akademisnya ke depan.
Hambatan atau Kendala
Bagi yang hidup di negara berkembang seperti Indonesia, membiasakan budaya gemar membaca pada anak mengalami banyak kendala.
Pertama, lingkungan yang tidak mendukung. Apabila teman-teman di sekitar biasa bermain sepanjang hari, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua untuk meminta anaknya bersikap berbeda yaitu membaca.
Kedua, kondisi ekonomi yang pas-pasan. Negara berkembang identik dengan negara miskin, yang berdampak pada mayoritas rakyat hidup dalam kemiskinan. Dalam kondisi seperti itu, untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan (pakaian, makanan dan rumah) sudah kesulitan. Apalagi untuk membelikan buku bagi anaknya.
Solusi Murah
Tetapi orangtua yang baik dan ingin melihat anaknya sukses, tidak menyerah pada keadaan. Banyak cara untuk membuat anak gemar membaca dengan biaya murah.
Pertama, biasakan orangtua membaca buku untuk anak sejak dini. Minimal sejak usia tiga tahun. Idealnya sejak anak berusia satu tahun, orangtuanya rajin membacakan buku cerita. Jadwalkan waktunya. Umpamanya sekali atau dua kali sehari, harus ada waktu khusus membaca selama sekian menit atau jam. Kalau anak sudah bisa membaca sendiri, adakan waktu membaca bersama di mana seluruh aktivitas lain seperti menonton televisi dan main games harus dihentikan.
Kedua, sediakan dana khusus untuk beli buku dari penghasilan per bulan. Idealnya bukan saja untuk anak, tapi juga buat orangtua. Kalau tidak memungkinkan, cukup untuk anak. Dengan dana khusus itu, kita bisa mengajak anak ke toko buku. Membiasakan anak mengunjungi toko buku, merupakan proses awal pembelajaran anak untuk mencintai buku.
Ketiga, kalau penghasilan per bulan pas-pasan dan hanya cukup untuk kebutuhan pokok maka ada beberapa cara untuk mendapatkan bacaan. Seperti: meminjam buku dari perpustakaan terdekat; meminjam dari teman (jangan lupa dikembalikan kalau selesai); tukar menukar buku dengan siapa saja yang kita kenal.
Keempat, biasakan membawa buku setiap bepergian ke mana pun. Bacalah buku itu di perjalanan saat ada waktu luang seperti sedang antre, menunggu kereta api atau bus tiba, dan selama di dalam perjalanan. Adalah lebih baik membawa buku setiap dalam perjalanan, walaupun tidak dibaca daripada tidak membawa buku sama sekali. Kebiasaan itu umum dilakukan orang-orang dari Eropa atau Amerika, tapi jarang dijumpai dilakukan oleh orang Indonesia atau siapa pun yang berasal dari dunia ketiga. Kebiasaan yang positif dari mana pun datangnya harus ditiru. Begitu juga, kebiasaan negatif dari mana pun datangnya harus dibuang.
Sekarang waktunya kita berusaha menanamkan kegemaran membaca. Saat ini pula waktunya kita buka cakrawala dunia seluas-luasnya dengan kejelian dan kekreativan kita menelusuri lembar demi lembar buku bacaan yang mengandung segudang ilmu.
Salam
#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day30
Tidak ada komentar
Posting Komentar