Beragam manusia tercipta di muka bumi dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.  Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh manusia itu yang terlihat secara lahiriah maka akan mudah disebut ataupun dijadikan perbincangan oleh manusia lainnya.  Ada satu kelebihan yang bisa dilihat secara kasat mata oleh manusia yaitu Kecerdasan.    Di dunia ini, kita mengenal adanya manusia yang cerdas. Juga, ada manusia yang dianggap tidak memiliki pemikiran yang cerdas atau lambat berpikir. Jumlah manusia yang memiliki pemikiran yang cerdas dapat dikatakan cukup banyak, tetapi sangat jarang sekali orang membahas tentang cerdas yang menular.



Seperti yang dikatakan oleh Motivator pemberdayaan Diri yang aktif memberikan pelatihan pengembangan diri, Ermalen Dewita. “Kita sangat jarang atau bahkan dapat dikatakan tidak pernah mendengar ada kecerdasan yang mampu menular ke orang lain. Hal yang paling sering kita dengar adalah penyakit yang menular atau rasa emosional yang dapat menular ke orang lain,”

Ternyata, pernyataan Dewi tidak hanya sebuah kata – kata kosong belaka.  Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, bahwa kepintaran atau kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang bisa ditularkan pada orang lain. Penelitian ini juga bukan omong kosong belaka, tetapi dilakukan dengan pengujian terhadap sampel yang didapatkan dari lingkungan akademik. Sampel yang digunakan dalam pengamatan ini, berasal dari para siswa yang berada di wilayah tersebut. Dari hasil penelitian, diperoleh sebuah kejutan yang sungguh spesial. Ternyata, kecerdasan bisa menular atau bisa disebut cerdas yang menular.

Seorang anak memiliki peringkat ke-100 di sekolah kemudian berteman dengan anak yang memiliki peringkat ke-50. Dari pertemanan tersebut, anak dengan peringkat ke-100 mengalami kenaikkan peringkat hingga 10-15 peringkat. Melalui fakta penelitian ini, bisa diambil kesimpulan bahwa kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang bisa ditularkan ke orang lain. Memiliki lingkungan yang baik akan mampu membuat orang lain menjadi baik pula. Hal tersebut dibuktikan oleh anak dengan peringkat ke-100 yang mengalami kenaikan peringkat, dikarenakan berteman dengan anak yang lebih pintar.

Dewi, panggilan akrab Ermalen Dewita, mengatakan, “Kualitas diri seseorang dapat dilihat dari lingkungan dan teman-teman yang sering diakrabinya. Semakin tinggi tingkat kecerdasan teman yang diakrabi, akan semakin besar peluang bagi diri kita untuk menjadi lebih pintar. Sebaliknya, bagi mereka yang pintar, tidak akan bertambah bodoh. Karena, tidak ada yang dapat membuktikan, seorang guru akan menjadi bodoh ketika mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada muridnya. Malah, guru menjadi lebih pintar karena banyaknya pertanyaan dan masalah yang ditemukan”

Lingkungan memang bisa menjadi salah satu media pembentukan diri seseorang.  Faktor lingkungan menjadi faktor utama selain keluarga yang bias membentuk seseorang untuk bias lebih baik atau sebaliknya.  Jadi, mulai sekarang marilah kita mencari lingkungan yang positif agar pembentukan diri dalam kehidupan kita juga menjadi positif.  Salah satu cara menjadi orang cerdasa maka mulailah juga dari sekarang untuk selalu berada dikumpulan orang – orang yang senantiasa memiliki kecerdasan intelektual maupun kecerdasan moral.


 Salam




#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day29