Bermain bagi anak-anak merupakan suatu yang menyenangkan. Ada gelak tawa, canda dan kebahagiaan terpancar dari wajah-wajah polos mereka. Namun, sekarang riuh gelak tawa anak-anak ketika bermain sudah mulai berkurang dengan bertambah majunya zaman. Anak-anak lebih senang berada di dalam rumah, bersantai ria di depan televisi atau melakuan permainan yang ada di layar Komputer. Anak-anak tersebut mulai asyik dengan permainannya dan kehidupannya sendiri.

Permainan dengan menggunakan teknologi sekarang ini sudah menjamur dimana-mana baik di komplek perumahan bahkan sudah merasuk pula ke perkampungan. Dibalik itu semua, kita sebagai orang tua tidak ada salahnya juga memperkenalkan berbagai macam permainan tradisional yang dulu sering kita mainkan sejak anak-anak. Kendala yang muncul ketika anak-anak bermain di luar rumah yaitu terbatasnya lapangan di kota-kota besar, bisa juga kendala itu muncul dari orang tuanya sendiri yang melarangan anak-anak untuk bermain di luar rumah.




Selain faktor tempat dan larangan orang tua, hal-hal lain yang menyebabkan permainan tradisional mulai ditinggalkan, diantaranya : Setiap negara menginginkan negaranya menguasai teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Namun disadari ataupun tidak kemajauan teknologi terutama dalam bidang permainan anak-anak membuat tergesernya permainan tradisional. Adanya perdagangan bebas yang secara tidak langsung turut mengancam keberadaan permainan tradisional, terutama di negara yang menjadi “pasar”. Permainan-permainan tersebut terkesan mampu menghadirikan permainan yang lebih menarik. Dunia anak yang penuh dengan imajinasi ditransformasikan pada permainan modern seperti PlayStation.

Permainan tradisional merupakan permainan yang relatif sederhana namun memberikan manfaat luar biasa jika kita menelusuri makna dari permainan itu secara mendalam. Meskipun keberadaannya sekarang mulai tergeser oleh permainan modern, seperti PlayStation (PS) dan jenis permainan canggih lainnya namun manfaat atau nilai edukasi dari permainan tradisional tetaplah bagus buat anak-anak. Memberi kebebasan secara seimbang untuk anak-anak bermain bersama teman-temannya dapat memberikan nilai positif. Bermain dapat menjadi sarana belajar dan mengembangkan nilai EQ pada anak. Tetapi, tentu saja harus dalam pengawasan dan memberi batasan waktu yang jelas agar tidak semua waktu digunakan untuk bermain.

Permainan Tradisional memiliki nilai edukasi yang bagus buat anak-anak. Permainan tradisional bisa mengembangkan kecerdasan intelektual, misalnya pada waktu proses pembuatan alat permainan tersebut. Disini daya rasionalitas anak akan berkembang. Selain itu bisa juga untuk mengembangkan kecerdasan emosional. Ketika anak terlibat dalam sebuah permainan yang berbentuk kelompok, seperti petak umpet, bentengan, ataupun yang lainnya, dalam proses ini terjadi saling mempengaruhi dan mengatur satu sama lain yang hal ini dapat pula membentuk jiwa-jiwa kepemimpinan. Selanjutnya yaitu mengembangkan daya kreatifitas anak. Kebanyakan alat permainan tradisional sangat sederhana dan mudah di dapat. Aapalagi alat-alat tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di alam misalnya mobil-mobilan yang terbuat dari serabut kelapa maupun jeruk bali. Hal ini tentu dapat menunjang daya kreatifitas anak.

Jadi, nilai-nilai edukasi pada permainan tradisional janganlah ikut memudar ketika zaman semakin berkembang. Bruner (Hurlock, 1996) mengatakan bahwa bermain pada masa kanak-kanak adalah kegiatan yang serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama pada masa kanak-kanak, sehingga peran serta orang-orang di sekelilingnya untuk membantu, mengarahkan, dan membimbing mereka sangatlah diperlukan. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa bermain permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan sosial dan mampu meningkatkan kemampuan empati seorang anak.


Salam