Pacaran, menjadi kata yang paling populer dikalangan remaja saat ini. Orang yang tidak mempunyai pacar maka akan dibully habis-habisan. Dibilang tidak laku, tidak gaul, tidak bisa mengikuti zaman dan lain sebagainya.
Fenomena pacaran atau suka dengan lawan jenis seakan sudah merebak kemana-mana. Tidak hanya kalangan remaja bahkan anak dibawah umur sudah mengenal apa itu arti pacaran.


Sekarang semakin heboh juga istilah LDR (Long Distance Relationship) dalam artian pacaran jarak jauh. Pacaran seperti ini memang sedikit berbeda dengan pacaran yang sering bertemu. Setidaknya dengan cara LDR maka pacarannya tidak perlu pegang-pegangan tangan, tidak perlu mengeluarkan banyak uang hanya untuk jalan-jalan dan sebagainya. Jadi LDR seperti ini hanya bermodalkan smartphone dan kouta maka LDR bisa terlaksana lewat chatting ataupun video call.
Namun, yang namanya pacaran tetap saja tidak ada untungnya. Ketika hati sedang galau maka pelaku LDR akan mudah menorehkan status di media sosial. Akhirnya bisa dibaca oleh ribuan orang apalagi kalau status yang ditulis berupa aib seseorang maka akan menuai berlipat dosa karenanya.


Status masih pacaran namun sering pula dihampiri yang namanya sakit hati karena pasangan. Namanya juga pacaran tetap saja tidak membawa keuntungan yang benar-benar fitrah manusia butuhkan. Misalnya, belum ada tuh cerita anak muda berprestasi, kreatif dan sukses jadi entrepreneur yang hari-harinya cuma pacaran.
Pacaran mungkin menjanjikan keindahan. Tetapi dalam kenyataan, semua hanya sebatas impian. Mengapa pacaran sering bikin patah hati? Jawabannya cukup sederhana, karena tidak ada ikatan sakral yang mengikat secara batin untuk bisa mengarungi kehidupan secara bersama dalam suka dan duka.
Jadi apabila bisa merasakan yang namanya pacaran hanya banyak membuat sakit hati sebaiknya dihindari dulu. Ketika usia masih muda perbanyaklah menggali ilmu dulu untuk sukses dalam kehidupan. Ketika diri masih seorang pelajar maka belajarlah dulu sebaik-baiknya.
Kita pasti punya impian memiliki seorang suami atau istri yang terbaik untuk diri kita. Maka sepatutnya jadikanlah dulu diri kita seperti itu. Sucikan hati dan diri kita yang mana diri dan hati kita murni hanya kita serahkan buat pasangan sah kita nantinya.
Jangan buat hati kita dipenuhi rasa sakit hati hanya karena seseorang yang belum tentu jadi pasangan sah kita. Hidup dan hati ini terlalu berharga jadi jangan biarkan sakit hati merajalela.

Salam