Menghadapi seorang anak yang hiperaktif yang terus bergerak ke sana ke mari memang bukanlah sebuah hal yang mudah. Ada orangtua yang mengatasinya dengan cara menginstruksikan anak untuk diam di kamar, atau bahkan ada pula yang membiarkan saja. Tidak jarang juga, sebagian orangtua justru bingung mau menentukan cara mengatasi anak hiperaktif yang paling efektif. Nah, moms termasuk tipe orangtua yang mana nih?
Kondisi hiperaktif yang ada pada anak pun sebenarnya bisa juga disebabkan oleh berbagai faktor. Pada umumnya, kondisi seperti ini dikaitkan dengan attention deficit hiperactivity disorder (ADHD). Namun, seorang anak yang bergerak terlalu aktif bukan berarti pasti ADHD. Ada kondisi lain yang bisa juga membuat anak ingin terus berlarian tanpa henti.
Cara Mengatasi Anak Hiperaktif
Lebih lanjut, berikut ini ada beberapa cara mengatasi anak hiperaktif yang lebih sangat efektif dari sekadar memarahi ataupun melarangnya supaya tidak berlarian.
Tidak Membatasi Waktu Bermain Anak
Saat Si Kecil terus bergerak tanpa kenal lelah, maka rasa lelah tersebut sepertinya justru pindah ke kita yang sedang mengawasinya. Sehingga, tidak jarang kita kemudian menyuruh anaknya untuk duduk diam atau “menghukum” anak dengan mengurangi waktu bermainnya.
Namun, hal tersebut sebenarnya kurang tepat apabila diterapkan pada anak yang hiperaktif. Sebab, biar bagaimanapun juga, anak masih memiliki energi yang tersisa. Jika energi tersebut tidak dikeluarkan, tingkat hiperaktivitas anak nantinya malah semakin meningkat.
Meski begitu, bukan berarti kita tidak boleh mendisplinkan anak hiperaktif. Hanya saja, ada cara-cara tertentu yang sebaiknya diikuti.
Buat Aturan yang Jelas di Rumah
Mendisiplinkan seorang anak yang hiperaktif memang butuh sebuah trik khusus. Selain tegas, kita juga mesti terstruktur. Sebab, anak hiperaktif umumnya akan mengalami masalah dalam memahami lingkungan dengan suasana yang tidak tertata. Jadi jika kita ingin bersikap tegas, lakukanlah dengan indikator yang jelas. Sampaikan kesalahan anak dan keinginan kita supaya ke depannya, anak bisa membedakan yang salah dan benar.
Ajak Anak Untuk Berolahraga Bersama
Cara mengatasi anak hiperaktif selanjutnya yaitu dengan mengalihkan energinya ke hal yang positif, seperti olahraga. Ajak anak bergabung dalam tim basket, sepakbola, atau olahraga lainnya yang membutuhkan banyak energi positif untuk dilakukan.
Berikan Mainan Seperti Bola Karet Sebagai Pengalih Perhatian
Bola karet atau yang dapat disebut sebagai stress ball maupun mainan jenis squishy yang aman untuk anak, bisa menjadi pengalih perhatian yang baik untuk anak hiperaktif. Kita bisa membekali mainan tersebut untuk anak saat berada di situasi ramai. Ini akan membantu mengalihkan fokusnya dari ingin bergerak, menjadi fokus terhadap mainan tersebut.
Jangan Beri Tugas yang Terlalu Rumit
Terkadang, seorang anak yang hiperaktif juga sulit mengikuti instruksi yang terlalu rumit. Sehingga, sebaiknya bagi tugas anak menjadi kewajiban-kewajiban kecil.
Misalnya ketika kita menginginkan anak untuk tidur. Sebelum tidur, anak harus cuci muka, cuci kaki, dan berdoa. Maka, instruksinya yang diberikan sebaiknya jangan langsung menyuruhnya tidur, tapi diawali dengan masuk ke kamar mandi dan cuci kaki.
Kurangi Hal yang Bisa Mendistraksi Anak
Mengerjakan suatu hal yang perlu konsentrasi seperti membuat PR bisa menjadi tantangan tersendiri untuk anak-anak hiperaktif. Sebab, anak pasti akan sangat mudah untuk terdistraksi oleh segala hal yang terjadi di sekitarnya.
Untuk membantunya, maka kita bisa menyediakan ruangan di rumah yang minim distraksi, supaya ia bisa lebih mudah berkonsentrasi pada saat mengerjakan tugas-tugas tertentu.
Namun perlu kita ingat juga, pastikan ruangan tersebut nyaman dan pengaturannya tidak kaku sehingga anak tidak merasa terintimidasi saat masuk ke dalamnya.
Bantu Anak Membuat To Do List
Daftar tugas yang harus dikerjakan, bisa sangat membantu anak yang hiperaktif. Daftar tersebut juga bisa digunakan sebagai pengingat saat anak terdistraksi di tengah-tengah waktu mengerjakan tugas. Arahkan anak untuk membaca daftar tersebut ketika mulai menunjukkan sikap hiperaktif, karena merasa tidak ada hal lain yang perlu dilakukan.
Namun ingat, jangan jadikan daftar tersebut sebagai satu-satunya sebuah patokan kegiatan anak. Kita juga pasti sangat disarankan untuk tidak menghukum anak apabila tugas tersebut tidak terselesaikan dengan baik.
Berikan Mainan Seperti Bola Karet Sebagai Pengalih Perhatian
Bola karet atau yang dapat disebut sebagai stress ball maupun mainan jenis squishy yang aman untuk anak, bisa menjadi pengalih perhatian yang baik untuk anak hiperaktif. Kita bisa membekali mainan tersebut untuk anak saat berada di situasi ramai. Ini akan membantu mengalihkan fokusnya dari ingin bergerak, menjadi fokus terhadap mainan tersebut.
Jangan Beri Tugas yang Terlalu Rumit
Terkadang, seorang anak yang hiperaktif juga sulit mengikuti instruksi yang terlalu rumit. Sehingga, sebaiknya bagi tugas anak menjadi kewajiban-kewajiban kecil.
Misalnya ketika kita menginginkan anak untuk tidur. Sebelum tidur, anak harus cuci muka, cuci kaki, dan berdoa. Maka, instruksinya yang diberikan sebaiknya jangan langsung menyuruhnya tidur, tapi diawali dengan masuk ke kamar mandi dan cuci kaki.
Kurangi Hal yang Bisa Mendistraksi Anak
Mengerjakan suatu hal yang perlu konsentrasi seperti membuat PR bisa menjadi tantangan tersendiri untuk anak-anak hiperaktif. Sebab, anak pasti akan sangat mudah untuk terdistraksi oleh segala hal yang terjadi di sekitarnya.
Untuk membantunya, maka kita bisa menyediakan ruangan di rumah yang minim distraksi, supaya ia bisa lebih mudah berkonsentrasi pada saat mengerjakan tugas-tugas tertentu.
Namun perlu kita ingat juga, pastikan ruangan tersebut nyaman dan pengaturannya tidak kaku sehingga anak tidak merasa terintimidasi saat masuk ke dalamnya.
Bantu Anak Membuat To Do List
Daftar tugas yang harus dikerjakan, bisa sangat membantu anak yang hiperaktif. Daftar tersebut juga bisa digunakan sebagai pengingat saat anak terdistraksi di tengah-tengah waktu mengerjakan tugas. Arahkan anak untuk membaca daftar tersebut ketika mulai menunjukkan sikap hiperaktif, karena merasa tidak ada hal lain yang perlu dilakukan.
Namun ingat, jangan jadikan daftar tersebut sebagai satu-satunya sebuah patokan kegiatan anak. Kita juga pasti sangat disarankan untuk tidak menghukum anak apabila tugas tersebut tidak terselesaikan dengan baik.
Penyebab Anak Hiperaktif
Salah satu penyebab anak hiperaktif yang paling umum memang adalah ADHD. Namun, tidak semua anak yang hiperaktif pasti akan mengalami kondisi ini. Ada beberapa tanda lain yang juga perlu diperhatikan, seperti:
• Seberapa sering ia terdistraksi?
• Apakah anak kesulitan untuk mengikuti instruksi?
• Apakah daya ingat anak kurang baik?
• Anak tidak sabaran
Anak yang mengalami ADHD, maka biasanya akan mengalami berbagai hal di atas dalam jangka waktu yang lama. Tentu untuk memastikannya, maka kita perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Selain ADHD, hal-hal seperti stres pada anak hingga kurangnya waktu olahraga juga bisa menjadi penyebab seorang anak menjadi hiperaktif. Pertikaian keluarga dan suara bising, bisa membuat anak susah tidur serta merasa stres, sehingga anak pasti akan sulit merasa rileks dan tenang.
Kurangnya olahraga pun bisa membuat energi anak akhirnya terlalu banyak tersimpan. Olahraga di sini bisa diartikan sebagai setiap aktivitas membutuhkan pergerakan fisik, seperti bersepeda sampai jalan-jalan di sekitar rumah.
Kita sangat perlu tahu cara mengatasi anak hiperaktif yang tepat sehingga kondisi ini bisa teratasi dalam jangka panjang. Apabila kondisi hiperaktif pada anak sudah tidak dapat dikontrol, sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai.
Salam
5 komentar
Anakku bukan tipe yg hiperaktif. Tapi lbh aktif dibandingkan anak lain. Nah, Cara yg paling efektif dengan ngajaknya berolahraga, mulai dari lomba lari, badminton, sepak bola sampai bola kasti. Paling heboh kalau diajak lari, senang melihatnya.
BalasHapusWah, noted nih. Masalah distraksi masih menjadi PR bagi saya. Mau mencoba tipsnya dengan membuat spot khusus biar dia bisa eksplorasi di situ
BalasHapusMakasih tips kerennya. Anak saya nggak ada yang hiperaktif tapi murid2 ada
BalasHapusMungkin bisa ditambah sedikit tentang definisi hiperaktif mbak. Masih banyak orang yang salah mengartikan hiperaktif ya. Lihat anak aktif langsung disebut hiperaktifm padahal ya sangat aktif aja.
BalasHapusKalau anak2 tipe kinestetik apalagi naturalist emang rata2 gak bisa diem dan gak betahan. Butuh ruang lebih utk bereksplorasi
BalasHapusPosting Komentar