Mendidik seorang anak itu memang bukan sebuah tugas yang mudah bagi kita sebagai orangtua. Terkadang dalam perjalanannya ada saja berbagai tingkah laku anak yang membuat kita marah. Walau begitu, kita tetap harus bisa menanamkan berbagai nilai kebaikan dengan cinta. Salah satu nilai yang tidak boleh terlewatkan untuk diajari yaitu rasa empati.

Kita mungkin merasa anak seperti tidak memiliki empati? Tidak perlu khawatir, moms! Rasa empati pada anak itu dimulai dengan cara yang amat sangat sederhana. Seorang anak memang belum mampu berempati seperti halnya orang dewasa. Rasa empati ini pasti akan perlahan berkembang seiring dengan bertambah usia anak. Namun, empati pada anak memang tidak akan bisa muncul begitu saja, namun perlu juga untuk diajarkan.

Menumbuhkan Empati Sejak Bayi

Misalnya, pada bayi usia 2 bulan merengek karena diletakkan di tempat tidurnya. Kemudian kita pasti berusaha menenangkan anak dengan cara mengusap-usapnya, menggendong dan juga mengajaknya berbicara sampai bayi tenang kembali. Selama proses mengasuh ini, maka anak akan mulai memahami akan rasa kasih sayang yang kita berikan untuknya. Perlahan, koneksi yang terbangun antara kita dan anak akan mulai berkembang dan menjadi modal untuk tumbuhnya rasa empati.

Tanda Awal Empati Pada Balita

Meski anak usia balita awal terlihat cukup sensitif dengan kondisi yang ada di sekitarnya, tapi bukan berarti itu adalah empati, ya, moms. Balita mengobservasi dan juga meniru apa yang dilakukan kita atau orang dewasa.

Misalnya, ketika di kelas, seorang anak menangis karena terjatuh, maka teman-temannya akan berkerumun di sekitar anak tersebut untuk melihat bagaimana cara guru mereka untuk menenangkan temannya dan kemudian anak-anak akan meniru tindakan si guru. Makanya, rasa empati ini mesti dicontohkan pada anak-anak  secara terus-menerus.

Berkembang Pada Usia Prasekolah

Empati pada anak itu pada umumnya akan mulai terlihat di usianya 3 sampai 4 tahun. Pada usia ini, anak akan mulai memahami apa yang ia rasakan. Anak juga mulai mampu untuk mengaitkan apa yang anak rasakan tersebut dan apa yang dirasakan oleh orang lain. Misalnya, anak akan menghampiri dan berusaha menghibur temannya yang sedang tidak sehat.

Dalam usia ini, makanya amat penting mengajar anak juga bersosialisasi, misalnya dengan teman-teman sebayanya, misalnya dengan cara mengikut sertakan anak pada kelas bermain. Dengan adanya lingkungan seperti ini, bisa menjadi wadah untuk anak untuk berlatih menumbuhkan rasa empati.

Empati Kognitif

Merupakan sebuah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan oleh anak dan apa yang dipikirkannya. Empati jenis ini menjadikan kita mampu untuk berkomunikasi dengan baik karena membantu menyampaikan informasi dengan cara yang mudah diterima oleh orang.

Empati Emosional

Disebut juga dengan afektif empati merupakan sebuah kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Rasa empati ini amat diperlukan untuk membangun sebuah  hubungan dengan orang lain.

Compassionate Empathy

Merupakan bentuk gerakan untuk membantu orang lain atas hal yang ikut kita rasakan.

Ada banyak manfaat dari empati, yaitu :

•    Empati membawa kebaikan. Perasaan positif dan bahagia akan meningkat ketika rasa empati yang kita sampaikan, didengar dan dimengerti dengan baik. kemudian, ketika kita merasa diri kita dimengerti oleh orang lain, maka akan terjalin hubungan.

•    Pelaku empati akan merasa mendapatkan identitas diri, dan hal ini bisa memicu diri seseorang untuk terus berbuat kebaikan lagi dan lagi di dalam hidupnya.

•    Empati bisa meningkatkan kesehatan secara emosional dan fisik, melalui koneksi yang terbangun dan perhatian.

•    Empati dikatakan mampu menghilangkan masalah psikologis, seperti stress, kesepian, rasa malu, kecemasan (anxiety), dst.

•    Rasa empati bisa menghindari terjadinya konflik, mencegah konflik menjadi marah dan membantu menyelesaikannya.

•    Empati membuka sudut pandang dan cara pikir seseorang, meningkatkan rasa peduli serta keinginan untuk menolong.

Selain itu, empati penting dimiliki untuk bisa mengembangkan hubungan sosial yang sehat dan membangun karakter seperti peduli dan kebaikan hati. Ketika kita melihat anak seakan tidak memiliki empati, bukan berarti demikian karena mungkin cara menunjukkan empati antara pemikiran kita dan anak berbeda, atau anak mengutarakan empatinya masih dengan cara yang cukup amat sederhana. Di sisi lain, empati bukanlah sesuatu yang pasti terjadi atau dimiliki anak dalam tahap tumbuh kembang tertentu.

Salah satu contoh bentuk empati anak, yaitu ketika anak memeluk temannya yang anak ketahui sedang sedih. Hal yang sederhana dari pandangan kita inilah, yang menjadi awal mula tumbuhnya empati pada anak, dan hal ini akan terus berkembang seiring usianya bertambah dan pastinya perlu dilatih.

Bagi kebanyakan kita, mengajarkan anak tentang empati rasanya lumayan sulit. Beruntung sejumlah para ahli memberikan sarannya. Berikut cara-cara yang bisa dilakukan oleh kita untuk mengajarkan empati kepada anak :

Bicara Tentang Perasaan

Menurut seorang psikolog, Michele Borba, pintu untuk menuju menuju empati adalah literasi emosional. Cara sederhana untuk menumbuhkannya yaitu tetap membangun komunikasi secara langsung atau tatap wajah kepada anak biarpun sudah ada aplikasi berbalas pesan. Aplikasi ini terkadang memudahkan kita atau anak untuk mengungkapkan perasaannya melalui emoji.

Walau begitu, tetap saja beda rasanya ketika anak menunjukkan perasaannya secara langsung. Dengan membiasakan anak bicara langsung dan mengungkapkan perasaannya, maka akan membantunya mendengarkan orang lain dan mengidentifikasi emosi sejak dini.

Gunakan Media

Menonton televisi atau membaca buku bersama akan menyajikan peluang besar lain untuk menumbuhkan empati anak. Ajak anak berdiskusi tentang karakter yang bersikap baik dan memiliki sifat empati. Diskusikan juga perilaku karakter yang senang menyakiti dan berbuat jahat. Terangkan kepada anak sisi positif dan negatif dari masing-masing karakter.

Memberi Contoh

Bagaimanapun anak akan mencontoh perilaku orangtuanya. Jadi ketika kita mengajari anak tentang empati, kita harus melakukan hal yang sama di depan anak. Caranya bisa dimulai dengan mengungkapkan perasaan kepada anak tentang keadaan emosional menggunakan kata-kata yang baik.

Memuji Kebaikan Anak

Setelah ditanamkan nilai empati, mungkin anak akan langsung mempraktekkannya. Bila sudah begitu, berikan pujian kepadanya pada saat anak berbuat kebaikan. Hal ini membuat mereka tahu jika tindakan yang dilakukannya benar dan bisa meningkatkan empatinya.

Kenalkan Anak Dengan Perbedaan

Rasa empati juga diperlukan untuk menghadapi perbedaan. Kita harus membantu anak-anak tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat yang beragam. Baik secara budaya, etnis, agama, dalam penampilan fisik dan kemampuan, serta yang lainnya.

Mengakui Kesalahan

Terkadang bukan hanya anak yang bisa melakukan kesalahan. Kita pun secara tidak sengaja bisa berbuat salah. Bila anak menyadari itu, akuilah kesalahan. Dengan begitu anak bisa mengerti.

Jadikan Kebaikan Sebagai Aktivitas Keluarga

Keluarga bisa memprioritaskan kebaikan dengan rutinitas kecil seperti membiasakan anak untuk berbagi makanan sewaktu makan malam atau saling membantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Salam