Banyak kita temui anak-anak di zaman sekarang yang malas untuk melakukan permainan di luar rumah. Di era yang serba digital seprti saat ini, permainan yang ada pada Gadget masih jadi pilihan favorit anak, dari pada memainkan permainan tradisional.
Tentu saja hal ini bisa membuat jiwa sosial anak menjadi lebih rendah dan anak-anak cenderung memiliki sifat individualis. Di sini lah Peran orang tua sangat penting dalam memperkenalkan jenis permainan tradisional kepada anak-anaknya dirumah. Karena tidak baik juga jika anak sudah kecanduan Gadget.
Selain menyenangkan permainan tradisional juga membantu anak untuk berinteraksi dengan sebaya dan lingkungan sekitarnya. Hal ini lambat laun akan membuat jiwa sosial anak semakin berkembang. Selain itu, manfaat lain dari permainan tradisional adalah kaya akan unsur imajinasi, kerja sama dan pertemanan yang berpotensi membentuk kepedulian sosial.
Permainan Tradisional yang Harus Diperkenalkan Pada Anak
Permainan tradisional jika ditelaah dan diamati, selalu saja ada falsafah yang diselipkan oleh orang tua jaman dahulu di dalam setiap permainannya. Tanpa kita sadari nilai-nilai tersebut sudah tertanam dalam diri kita.
Melakukan permainan tradisional juga bisa jadi alternatif untuk Digital Detox bagia anak agar tidak kecanduan gadget. Dan berikut ini 4 permainan tradisional yang rasanya penting untuk kita kenalkan pada anak.
1. Congklak
Congklak adalah salas satu jenis permainan tradisional yang dimainkan dengan menggunakan media papan lekung yang berbentuk panjang, dalam permainan ini menggunakan biji-bijian sebagai alat untuk memulai permainan.
Biji ini bisa berupa kerang atau menggunakan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Permainan congklak ini dimainkan oleh dua orang. Terdapat 16 buah lubang, terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di keduanya sisinya.
Lubang besar sisi kanan dan kiri masing-masing dianggap sebagai milik pemain. Cara memainkan permainan congklak, setiap lubang diisi dengan biji.
Manfaat permainan ini adalah untuk Melatih otak kiri dan otak kanan untuk berpikir. Serta melatih anak mencari strategi terbaik agar bisa mengumpulkan biji sebanyak mungkin.
2. Perepet Jengkol
Permainan tradisonal ini dapat dimainkan oleh 3 hingga 4 anak. Prepet jengkol dapat dimainkan oleh perempuan dan laki-laki. Permainan ini cukup sederhana, namun membutuhkan ekstra kesabaran. Cara memainkannya ini dilakukan dengan berdiri sambil berpegangan tangan dan membelakangi badan satu sama lain.
Kaki dari para pemain perepet jengkol ini akan saling berkaitan dari arah belakang. Setiap pemain harus berkonsentrasi penuh untuk menjaga keseimbangan kelompok mereka agar tidak terjatuh.Setelah semua anggota kelompok siap pegangan tangan antar pemain pun mulai dilepaskan. Setelah pegangan tangan dilepaskan, maka para pemain akan berputar ke kiri dan kanan yang akan diberi aba-aba oleh satu orang atau dari sang dalang.
Permainan ini tidak harus menentukan siapa yang menang dan kalah, permainan ini hanya bertujuan untuk bersenang-senang dan dinyanyikan saat terang bulan. Selain merangsang pertumbuhan anak dengan daya kreativitasnya saat menyanyikan lagu yang akan dimainkan dalan permainan ini, manfaat lainnya adalah motorik anak dan keseimbangan anak dalam menjaga tubuhnya agar tidak terjatuh.
3. Gebok
Permainan Gebok ini bisa dimainkan oleh anak perempuan dan anak laki-laki yang terdiri dari dua kelompok. Bermain gebok bisa dilakukan hanya dengan menggunakan bola tenis dan susunan batu atau pecahan genteng. Sebelum memulai permainan, terlebih dahulu tentukan kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar, caranya bisa dengan melakukan suit.
Untuk kelompok yang berjaga awal harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumbukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Jika bola yang ditembak berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.
Permainan ini sama dengan jenis olahraga softball dan baseball, dibutuhkan kerja sama antar tim agar dapat mencapai hasil yang bagus. Cara memainkannya dilakukan oleh dua kelompok menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Jika berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola, maka kelompok tersebut memenangkan permainan.
4. Engrang
Permainan tradisional yang terakhir ini terbuat dari bambu dengan ukuran yang lebih tinggi dibandingkan pemainnya. Bambu dibentuk menyerupai dengan tangga yang hanya menggunakan satu kaki sebagai pijakan. Untuk memainkan permainan ini tentu saja dibutuhkan keseimbangan yang baik agar bisa berdiri dengan sempurna.
Terdapat dua pasang engrang yang akan digunakan oleh pemain. Pemain akan menaikan kakinya ke anak tangga engrang dan kemudian akan berjalan. Pemain ini akan naik di atas bambu dengan tangan berpegangan pada ujung bambu bagian atas. Kemudian, pemain engrang akan berjalan dan berlomba dengan pemain lainnya. Siapa yang lebih cepat, maka dialah pemenangnya.
Salam
14 komentar
Tp aq miris mom skrg udah jarang anak yg mau main game tradisional, makanya pntg bgt kenalim game ini ke mereka
BalasHapusJadi ingat dari dulu tuh sy nggak pernah bisa main engrang. Hadeus susah seimbangnya. Btw semua prmainan di atas seru sih tp udah jarang nemu anak" yg mainin
BalasHapusYa ampun mbak. Kok aku jd kangen masa2 kecil yaaa. Semua permainan tradisonal di atas sering banget aku mainkan sm temen2ku. Memang anak2 zaman sekarang harus dikenalkan dg permainan tradisional nih
BalasHapusPerepet jengkol, baru tahu namanya, Bun walau sudah sering mainin permainannya..hihi. Anak-anak zaman sekarang memang mesti kenal sama permainan tradisional karena kalau permainan zaman sekarang kurang gerak aja berasanya...kwkwk. Apalagi kalau anak udah kena gadget. Di rumah, lebih sering main congklak, sih. Nanti pengin coba juga perepet jengkol...
BalasHapusBener banget nih mom,karena dengan ngajarin permainan tradisional bantu motorik anak dilatih juga dalam hal bekerjasama ya.
BalasHapusAnak tetangga masih ada yang main mainan tradisional mba, tapi ya satu macam karena yang jualan ga banyak. Jadi ya bingung juga mau ngenalin mainan tradisional yang lain.
BalasHapussemuanyas aya mainkan waktu saya masih SD dan seru banget. Sekarang duah hampir ga pernah lagi liat anak-anak kecil main permainan ini
BalasHapussetuju banget nih, permain tradisional sekarang mulai ditinggalkan dan anak-anak sudah jarang banget yang tahu tentang permainan tradisional karena lebih kenal gadget ya, padahal permainan tradisional itu seruuuu banget :)
BalasHapusduh jadi inget nih, saya dulu paling sering digebok sama bola kasti. ih sebel deh hehe. tapi memang anak-anak harus banyak melakukan permainan tradisional nih
BalasHapusSemuanya sudah pernah sya mainkan kak. Syg sekali ya, anak sekarang uda jarang banget bermain permainan tradisional kayak gitu. Karena lebih mementingkan ponsel.
BalasHapusKangen banget sama permainan gebok. Waktu kecil sering banget main ini habis pulang sekolah. Kalau engrang di kampungku tidak begitu populer, pernah sesekali ada tapi gak booming.
BalasHapusBeda daerah beda permainan ya mba. Jadi ingat Masa kecil. Sayang banget kalau permainan seseru itu MB ggak diajarkan ke generasi selanjutnya.
BalasHapusanakku baru dikenalkan main congklalk, dia pengen bangen main enggrang tapi aku bingung dimana ngajaknya wkwk
BalasHapusaku setuju mba, anak-anak zaman now perlu banget diedukasi permainan tradisional, dikenalkan lebih dalam... dan dimotivasi supaya mau bermain... oh, itu asik sekali dibanding main gadget...
BalasHapustapi yang seperti ini memang perlu kerjasama dengan lingkungan ya, biar sama-sama bergerak... kalo main sendiri kan sama aja nggak asyik...
Posting Komentar