Aqiqah merupakan salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah SWT. Tujuan aqiqah ini sangatlah mulia, maka bagi orang yang mampu hendaknya untuk melaksanakannya.

Aqiqah sendiri merupakan ibadah yang kita laksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah atas kelahiran seorang anak, baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan. Hukum dari aqiqah adalah sunnah muakkad, yakni yakni ibadah yang dianjurkan untuk kita laksanakan.

Tujuan Mulia Aqiqah

Segala macam bentuk ibadah yang Allah syariatkan, tentu saja memiliki tujuan yang sangat baik. Begitu pula dengan pelaksanaan aqiqah ini. Sama seperti ibadah lainnya, aqiqah memiliki banyak tujuan mulia, berikut ini adalah beberapa di antaranya.

 1.    Meningkatkan Ibadah Kita Kepada Allah SWT

Tujuan utama yakni untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Pada serangkaian acara aqiqah biasanya disertai dengan pembacaan Al Quran 30 juz atau pembacaan Yasin maupun tahlil, doa-doa, dan lain sebagainya.

Hal inilah yang kemudian menjadikan aqiqah sebagai upaya kita meningkatkan ibadah kita kepada Allah SW. Selain itu, juga menjadi bentuk kecintaan kita terhadap Allah SWT.

 2.    Melindungi Anak dari Gangguan Setan

Tujuan dari aqiqah lainnya yakni untuk melindungi anak dari gangguan setan. Dalam aqiqah, mengandung unsur perlindungan dari setan yang bisa saja mengganggu anak yang terlahir. Hal ini sesuai dengan makna dari sebuah hadits, bahwasanya setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.

3.    Sebagai Perwujudan Rasa Gembira dalam Melaksanakan Syariat Islam

Aqiqah juga sebagai perwujudan rasa gembira kita dalam melaksanakan syariat Islam. Aqiqah merupakan tebusan bagi anak untuk memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya nanti saat di akhirat.

Kemudian, aqiqah juga bisa menjadi perwujudan rasa gembira kita akan bertambahnya keturunan mukmin, di mana semakin memperbanyak umat Rasulullah SAW kelak di hari kiamat.

 4.    Menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW

Tujuan aqiqah selanjutnya yakni untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Dengan kita melaksanakan sunnah Rasulullah SAW, sudah barang tentu kita akan mendapatkan banyak pahala.

Hal ini juga menjadi cerminan bagi kita atas kecintaan kita terhadap agama Allah, Islam. Selain itu, melaksanakan aqiqah ini juga menjadi bentuk keteladanan kita kepada Nabi Ibrahim AS. Ketika Allah SWT menembus putra Nabi Ibrahim tercintanya, yakni Nabi Ismail AS.

5.   Meningkatkan Rasa Persaudaraan dan Kekeluargaan Sesama Muslim

Aqiqah juga dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan sesama muslim. Hal ini terlihat dari upaya kita saat membagikan daging aqiqah tersebut ke sanak saudara dan tetangga. Dengan begitu, rasa cinta dan solidaritas sesama muslim dapat semakin terikat erat.

Tujuan aqiqah ini juga sebagai bentuk atau upaya kita untuk menghapuskan gejala kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat. Pasalnya, kita dapat menyedekahkan daging aqiqah tersebut kepada para fakir miskin.

Ketentuan Waktu Pelaksanaan Aqiqah yang Tepat

Kapan waktu pelaksanaan aqiqah yang tepat dan sesuai sunnah mungkin pernah menjadi pertanyaan bagi Anda yang hendak melaksanakan aqiqah. Aqiqah sendiri merupakan menyembelih hewan pada hari ketujuh kelahiran bayi dan disertai dengan mencukur rambut serta memberi nama yang baik untuk si bayi.

Pelaksanaan aqiqah untuk kelahiran bayi laki-laki yaitu dengan menyembelih dua ekor kambing. Sedangkan untuk bayi perempuan maka menyembelih seekor kambing. Daging kambing aqiqah juga dianjurkan untuk dibagikan setelah dimasak terlebih dahulu.

Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Aqiqah menjadi tebusan sang anak bagi orang tuanya dan menjadi wujud rasa syukur dari orang tua karena Allah telah menganugerahkan seorang anak kepada mereka. Hukum dari melakukan Aqiqah ini merupakan sunnah muakkad yaitu sangat dianjurkan untuk dilaksanakan namun jika tidak dilaksanakan juga tidak mendapat dosa. Aqiqah ini menjadi tanggungan sang ayah yang menanggung nafkah si bayi.

Aqiqah sunnahnya di laksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Hari ketujuh ini di hitung dari siang hari pada saat kelahiran bayi. Jika si bayi lahir saat malam hari maka malam tersebut tidak termasuk ke dalam hitungan satu hari. Perhitungannya akan dilanjutkan pada hari selanjutnya. Jika si bayi lahir pada pagi hari maka hari tersebut sudah masuk ke hitungan hari pertama kelahiran.

Di laksanakannya aqiqah pada hari ketujuh kelahiran bayi juga memiliki hikmah tersendiri. Menurut para ulama hikmahnya yaitu untuk meringankan keluarga bayi. Hal ini karena jika aqiqah di laksanakan pada hari-hari awal kelahiran bayi maka tentunya keluarga si bayi akan kesulitan karena masih di sibukkan dengan kehadiran si bayi. Sehingga mencari kambing dan melaksanakan aqiqah saat itu akan lebih sulit.

Batas Waktu Aqiqah

Waktu pelaksanaan aqiqah yang di selenggarakan sebelum hari ketujuh kelahiran bayi bahkan sebelum bayi lahir maka aqiqahnya di anggap tidak sah dan penyembelihannya di anggap penyembelihan biasa. Hal ini menurut dengan ulama Syafi’iyah dan Hambali.

Sementara itu, ulama Hanafiyah dan Malikiyah penyembelihan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi sehingga jika melaksanakan aqiqah sebelum waktu tersebut tidak di perbolehkan. Mengenai batas waktu aqiqah menurut ulama Malikiyah yaitu tujuh hari sehingga setelah itu maka aqiqah sudah gugur.

Menurut ulama Syafi’iyah membolehkan aqiqah sebelum anak mencapai usia baligh. Sedangkan menurut ulama madzhab Hambali jika di hari ketujuh aqiqah tidak bisa di laksanakan maka aqiqah dapat di laksanakan pada hari ke-14. Jika belum bisa maka dapat di laksanakan di hari ke-21 setelah kelahiran si bayi.

Sementara itu, menurut ulama Syafi’iyah mengakhirkan waktu pelaksanaan aqiqah boleh, akan tetapi tetapi di anjurkan untuk tidak mengakhirkannya hingga usia anak mencapai baligh. Jika anak sudah baligh maka aqiqah di anggap sudah gugur. Anak tersebut juga boleh untuk melaksanakan aqiqah untuk dirinya sendiri.


Salam